A Trip to Siem Reap [part 3]

[flickr id=”7397497112″ thumbnail=”large” overlay=”true” size=”large” group=”” align=”center”]

Trekking Gambling Pusat Kota – Kompleks Angkor Wat

(06.30 Waktu Kamboja)

Sesuai rencana semula, pagi buta itu kami akan memulai mengunjungi kompleks Angkor Temple. Dari peta yang kami download via internet, jarak pusat kota ke AngkorWat kurang lebih 6-8 km. Namun kami masih ragu untuk menuntaskan perjalanan kesana menggunakan Tuk-Tuk carteran, mengingat jiwa muda masih menggelora, rasa-rasanya 6-8 km tidaklah terlalu jauh. Akhirnya, dengan modal kenekatan serta fisik yang lagi on fire, kami berdua sepakat untuk melakukan trekking dari Pusat Kota – Angkor Wat dengan berjalan kaki mulai pukul 06.30. Hitung-hitung sembari mencari sarapan yang bisa ditemukan di kios pinggir jalan.

Namun segalanya tidak semudah yang dibayangkan. Jam segitu, kondisi kota SiemReap masih serasa pukul 05.00 pagi, masih sedikit gelap dan sepi. Tidak ada satupun gerai makanan yang buka, bahkan toko swalayan di pinggir kota pun tidak menyediakan roti ataupun snack yang cukup untuk bekal sarapan. Di ujung perbatasan kota, beberapa pengemudi tuk-tuk menawari kami tarif 20 USD untuk antar jemput ke kompleks candi, namun kami terpaksa menolaknya. Sudah kepalang tanggung trekking terlanjur separuh perjalanan, sebentar lagi juga sampai.

Continue reading “A Trip to Siem Reap [part 3]”

A Trip to Siem Reap [part 2]

Angkor Night Market

angkor night market

Walau masih merasa lelah seusai berpanas ria di Danau Tonle Sap, dan merasa sedikit JetLag akibat flight beruntun. Malam itu kami masih menyempatkan diri mencoba menikmati suasana malam di kota SiemReap. Ada banyak spot-spot menarik yang layak dikunjungi pada malam hari. Dan pilihan kami kali ini jatuh pada Angkor Night Market. Sesuai dengan namanya, pasar ini buka setiap sore hingga tengah malam.

Angkor Night Market terletak di area Pusat Kota SiamReap, tepatnya di sebelah utara-barat kawasan Old Market yang legendaris. Menempati area yang berbentuk persegi panjang dengan akses masuk satu-satunya dari arah Timur, Pasar Malam ini didesain sedemikian rupa sehingga tampil demikian gemerlap namun masih bernuansa aroma lokal.

Continue reading “A Trip to Siem Reap [part 2]”

A Trip to Siem Reap [part 1]

Sebenarnya “a trip to Siem Reap” ini diniatkan untuk dijadikan ebook, tetapi apa daya terlalu banyak gangguan yang menyebabkan ebook tertunda terus, sampai pada akhirnya kami sepakat untuk dijadikan postingan biasa saja. Berhubung sudah terlanjur menulis cukup panjang, kami juga berniat untuk memecahnya menjadi beberapa bagian terpisah. Tujuannya jelas biar lebih terfokus per-bagian waktu perjalanan yang kami lakukan.

Masa Lalu Yang Melegenda, Nyaris Tergerus Perang Saudara

“Ngapain ke Kamboja…? Memangnya ada apa disana…?”, dan banyak lagi pertanyaan lain yang saya temui dari para sahabat tatkala baru saja mengunjungi Kamboja di awal tahun 2011. Memang wajar pertanyaan seperti demikian. Karena dalam mindset mereka, Kamboja adalah sebuah Negara kecil di Asia Tenggara, dan baru saja bangkit setelah perang saudara berkepanjangan beberapa dekade silam dengan korban jiwa jutaan manusia.

Continue reading “A Trip to Siem Reap [part 1]”

[photoset] Senja diantara Surabaya Madura

Akhir-akhir ini, langit senja di kota Surabaya dan sekitarnya memang tak terduga. Adakalanya langit tertutup awan mendung, kadangkala justru sangat cerah dengan pemandangan yang sangat menarik untuk dinikmati. Seperti sore ini, selepas menyelesaikan project di Madura, kami bergegas kembali ke Surabaya. Menjelang senja kami tepat berada diatas jembatan Suramadu. Dengan pandangan yang bebas tanpa batas kearah cakrawala, yaa… kami mendapati suasana langit senja yang sangat istimewa

Jejalan Suasana Senja Di Suramadu

[one-half-first]Jejalan Kincir Saat Senja[/one-half-first]
[one-half]Jejalan Suramadu Senja Diantara Surabaya Madura 3[/one-half]
Jejalan Suramadu Senja Diantara Surabaya Madura 1

[one-half-first]Jejalan Suramadu Senja Diantara Surabaya Madura 4[/one-half-first]
[one-half]Jejalan Suramadu Senja Diantara Surabaya Madura 5[/one-half]

Ruins of Plaosan

Sebuah video dokumentasi pendek Jejalan kami di Candi Plaosan, sebuah kompleks candi yang menurut saya cukup menawan. Kondisi candi ini boleh dibilang “relatif” lebih alami dibandingkan dengan kondisi candi Prambanan.

Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Candi Prambanan sebenarnya menjadi alternatif yang sangat menarik untuk dikunjungi. Jika badan Anda cukup bugar, candi ini bisa dijangkau hanya dengan berjalan kaki, lokasinya cukup dekat, hanya beberapa kilometer dari candi Prambanan. Ya, seperti yang saya lakukan bersama dua orang teman pagi itu. Dengan udara yang masih sejuk dan sinar mentari yang belum terlalu menyengat, kami berjalan kaki sambil menikmati areal persawahan yang menghijau di kanan-kiri jalan menuju Plaosan, cukup menyenangkan menurut saya.

Saya tidak akan bercerita panjang, sebenarnya Plaosan sendiri sudah pernah ditulis oleh teman saya, yang dikunjungi-nya kira-kira setahun yang lalu. Silahkan Anda baca saja sendiri di sini. Jadi boleh dibilang video ini menyertai kunjungan kami setelah kesekian kalinya.

Selamat menikmati.

plaosan-ruin-7

Waisak 2012 di Borobudur

Di atas adalah video pendek hasil dokumentasi Jejalan saya ketika mengikuti prosesi upacara keagamaan hari Trisuci Waisak di Candi Borobudur tahun 2012.

Sebenarnya saya tidak punya rencana pasti untuk datang pada acara Waisak di Borobudur kali ini, hanya sebatas keinginan saja, karena ada beberapa deadline yang menuntut harus saya selesaikan terlebih dahulu. Tetapi begitu mendekati hari acaranya dilaksanakan, saya memutuskan berangkat dengan mengajak dua orng sahabat Jejalan saya, Astoto dan Soer. Mereka sudah sudah terbiasa dengan trip dadakan dan tanpa plan yang sering saya lakukan. Dan merekapun menyanggupi ajakan saya untuk menemani hingga ke Jogja. Dikemudian hari Soer mengajak Rizky, seorang teman lain yang rupanya  ikut tertarik Jejalan bersama kami.

Hari Jumat malam kami tetapkan untuk berangkat. Ketika mendekati jam keberangkatan, ternyata saya masih berkutat dengan kerjaan yang ada, dan jauh dari kata selesai. Akan tetapi ketika Soer dan Rizky mengabari bahwa posisi mereka sudah berada di terminal Purabaya (Bungur AC), saya-pun memutuskan meninggalkan pekerjaan tersebut. Sedangkan Astoto yang masih berkutat dengan deadline lainnya, yang lebih tergolong urgent, memutuskan tetap tinggal di Surabaya dan merencanakan menyusul saya langsung ke Borobudur – Magelang, tepat pada hari pelaksanaan Festival berlangsung.

Maka jadilah kami bertiga yang berangkat pada malam itu, plan awal kami adalah Jejalan Jogja pada hari sabtu dan pada hari minggunya kita harus berpisah. Rizky dan Soer yang melanjutkan Jejalan Jogja dan saya lanjut ke  Borobudur di Magelang sendirian. Seharusnya hari minggu pagi Astoto langsung menyusul saya kesana, maka saya-pun berencana berangkat terlebih dahulu dengan harapan tidak ketinggalan mengikuti prosesi acara Waisak disana. Menjelang siang Astoto mengabari bahwa dia ketiduran, sayapun dapat memaklumi kondisinya, apalagi setelah dia berkutat dengan deadline sehari sebelumnya. Maka terpaksalah saya memtuskan ke Borobudur sendirian. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Di luar rencana, Tino seorang sahabat sekaligus Illustrator handal di Gameloft Jogja bersedia menemani saya. Tidak hanya itu diapun ternyata mengajak seorang teman kantornya untuk turut serta.  Dengan dibonceng Tino berangkatlah saya ke Magelang. Sedangkan temannya mengendarai motornya sendirian.

Sesampai di lokasi, saya dan tino berpisah dan hunting foto secara mandiri. Saya kembali bergerak ke candi Mendut untuk menilik prosesi kirab umat Budha menuju candi Borobudur, sekaligus menemui Irma seorang fotografer cewe asal Jember yang mendadak ikut menyusul ke Borobudur, dengan ditemani mas Bayu dari InfoBackpaker jadilah kami bertiga bergerak mendokumentasikan ritual waisak tahunan ini bersama-sama.

Kirab Biksu

IMG 7220

Menuju Candi Agung

Dua orang biksu muda didepan candi Borobudur

Hujan yang membawa hawa dingin-pun sempat turun disaat pawai dari Candi Mendut hampir berakhir di Candi Borobudur, tetapi hal tersebut tidak pernah mengendorkan semangat umat Budha untuk tetap setia mengikuti prosesi Waisak ini. Watu itu saya dan Irma memutuskan berteduh dahulu disebuah rumah penduduk demi mengamankan camera yang kami bawa. Cukup lama saya berteduh, disana saya jadi mengetahui bahwa hampir disetiap acara Waisak, pasti disertai turunnya hujan. Ya seperti sebuah mitos tentang hujan di malam tahun baru China. Ketika hujannya berubah menjadi gerimis kecil,  maka kami memutuskan untuk melanjutkan perjalan menuju Candi Borobudur. Cuaca yang masih belum terlalu bersahabat tersebut ternyata tidak menyurutkan banyak fotografer dan turis yang ikut memadati pelataran Candi Borobudur. Ya Suasana waisak saat itu rame  dan padat sekali.

Ketika menjelang malam selain hujan air dari langit, hujan flash dari kamera fotografer yang saya rasa cukup mengganggu juga tidak menghalangi para Biksu dan umat Budha yang lainnya untuk tetap menjalankan prosesi selanjutnya. Saya tidak perlu menjelaskan secara detail makna masing-masing prosesi yang sedang berlangsung waktu itu. Maklum waktu itu saya tidak lebih hanya sebagai seorang turis. Pesan saya buat turis lainnya yang menyaksikan upacara keagamaan tidak hanya Waisak ini saja, hendaknya cukup tahu etika. Semisal jangan menyalakan blitz kamera jika tidak benar-benar butuh dan memang di ijinkan atau jangan memasuki area-area yang sekiranya dapat mengganggu jalannya ibadah. Berlaku sopan akan lebih baik. Kadar toleransi umat beragama kita akan terlihat disini.

Mengenai toleransi, ada hal yang cukup menarik yang sempat saya amati di sebuah tenda di dekat pintu timur Candi Borobudur. Seorang Biksu senior memberikan kuliah umumnya dihadapan Biksu-biksu junior berikut orang umum tentang ajaran sang Budha,  di penghujung kuliah tersebut ada sesi tanya jawab antara Biksu Senior dan Biksu Junior, berikut juga dengan masyarakat umum yang waktu itu turut serta mengikuti kuliah tersebut. Ada sebuah sesi dimana beberapa Mahasiswa jurusan Ilmu perbandingan agama dari IAIN (saya lupa tepatnya IAIN mana) menanyakan tentang beberpa ajaran Budha. Bukan soal debat kolot soal prinsip beragama, tetapi sekedar diskusi dan tanya jawab yang santun . itulah yang saya maksudkan dari kata menarik diatas, disela-sela upacara besar ke-agamaan seperti saat itu, pemuka agama budha dengan arif dan bijaksana mau terbuka dan berdiskusi dengan pengunjungnya, walaupun itu dari agama lain. Indah rasanya menyaksikan toleransi antar umat beragama yang saling terjadi saat itu.

waisak-borobudur-1

waisak-borobudur-2

waisak-borobudur

Selepas acara tersebut para biksu bergerak menuju pintu utara candi Borobudur untuk mengikuti kelanjutan acara waisak dengan melakukan meditasi bersama-sama puluhan biksu lainnya di altar utama. Cukup lama acara meditasi berlangsung, ketika waktu mendekati tengah malam prosesi Phradaksina-pun dilakukan, yakni mengelilingi candi Pelataran candi Borobudur sebanyak 3 kali dengan membawa lilin. Setelah itu acara pelepasan lampion harapan mulai dilakukan.

Ratusan lampion berisi pesan dan harapan-pun diterbangkan ke langit yang mulai cerah dengan sinar bulan Purnama, Lampion terbang pada puncak acara Waisak di Borobudur saat itu menjadi penutup yang istimewa.

waisak-borobudur-3

waisak-borobudur-8

waisak-borobudur-6

waisak-borobudur-9

waisak-borobudur-4

Lalapan Sambal Pasar Badung

Bikin Puas, Pecinta Pedas

Kala cakrawala senja benar-benar menggelap di ufuk Barat, aktivitas kami memburu sunset berakhir sudah. Semua kamera dan perlengkapannya segera dikemas, tak lupa membasuh kaki tripod yang tadinya sempat berendam dengan air laut. Sembari memeriksa hasil gambar dan video, kami merebahkan tubuh yang lelah diatas jok mobil. Rasa lapar datang menyerbu mengiring kepenatan kami berkejaran dengan matahari. “Waktunya menjajal kuliner khas Bali”, demikian celetukan teman-teman dalam mobil.

Mungkin tak banyak masakan Bali yang pernah saya coba, hanya Sate Lilit, ayam betutu, atau mungkin juga kuliner khas semacam Bebek Bengil Ubud dan Ikan Bakar Jimbaran, hahaha. “Khusus untuk malam ini, saya ingin sesuatu yang lain dari biasanya”, pikir saya. Atas saran Satriyo, sahabat sekaligus kontributor kami yang sudah mengenal Bali. Malam ini kami mencoba beburu kuliner di area Pasar Badung. Bukan menu khas Bali memang, namun sambal lalapan ini konon sudah eksis beberapa tahun yang lalu.

Continue reading “Lalapan Sambal Pasar Badung”

Jejalan Bali 2012

Pulau Dewata, Primadona Wisata Dunia

Setiap kali singgah di Airport beberapa negara Asia, senantiasa saya sempatkan untuk mengunjungi gerai bukunya. Selalu ada yang sama, buku dan majalah tentang destinasi wisata memenuhi rak-rak disana. tetapi saya tidak pernah ingat, entah berapa banyak dari buku dan majalah itu yang bercerita tentang Bali. Pulau Dewata yang satu ini seakan tak pernah henti menebar pesona keindahan alam dan keunikan budayanya.

Belum lagi eksistensi Bali sebagai salah satu tujuan wisata terbaik dunia yang wajib dikunjungi, reputasi The island of God ini semakin tersohor. Dipenuhi oleh alam yang sangat indah, perpaduan antara pegunungan dan pantai-pantai nan elok. Didukung oleh keramahan warga yang senantiasa mempertahankan kelestarian seni dan budaya. Serta kekuatan “mystic of Bali” yang disimbolkan dari berbagai festival atau ritual tradisi dan kepercayaan. Bali memang tidak akan pernah habis untuk dieksplorasi.

Continue reading “Jejalan Bali 2012”

Kicauan Merdu di Prambanan

Suasana lomba burung

Parkir selatan area candi Prambanan cukup ramai di Minggu pagi itu. Kendaraan bermotor dengan plat nomor dari beragam Karesidenan, terparkir rapi diatas hamparan rumput hijau kompleks percandian yang katanya merupakan Candi tercantik di Indonesia ini. Keramaian itu tidak seberapa dibandingkan dengan aktivitas pengunjung yang ada didepan gerbang masuk Parkir Selatan. Ratusan warga terlihat memenuhi beberapa lapangan dan stan yang ada, sebagian besar dari mereka menenteng sangkar burung yang masih ditutup kelambu. Sebuah pemandangan yang tak biasa di tempat seperti Prambanan ini.

Memang para Kicaumania (sebutan untuk komunitas pecinta burung berkicau) sedang sibuk mengikuti pehelatan akbar. Lomba Burung Berkicau Kelas Nasional Piala Raja yang selalu ditunggu-tunggu para penggila Burung Berkicau seantero Nusantara. Kebetulan Piala Raja yang diselenggarakan setiap tahun seringkali bertempat di kompleks Candi Prambanan. Tak heran, ribuan pecinta burung tumplek-blek jadi satu disana. Mulai dari peserta lomba, para penjual sangkar, penjual pakan dan kelengkapan memelihara burung, serta para penggemar burung yang sekedar menonton atau membeli barang-barang yang dijual di setiap stan yang ada.

Continue reading “Kicauan Merdu di Prambanan”

Jejalan Phuket 2012

Sekelumit Cerita, dari Semenanjung Indochina

Mendengar kata Phuket, tentulah sangat tidak asing bagi telinga banyak orang. Sebagian dari mereka malah menganggap, jika Indonesia memiliki Bali, maka Thailand mempunyai Phuket. Sebuah pulau kecil di Semenanjung Indochina yang menjadi destinasi favorit dunia. Bahkan beberapa produser film Hollywood menjadikan beberapa pantai indah di area Laut Andaman ini sebagai setting filmnya. Tak ketinggalan pula, kru Jejalan.com turut menjadikan Phuket sebagai destinasi pembuka perjalanan di awal tahun 2012.

Continue reading “Jejalan Phuket 2012”