Tiap kali menyambangi kota Batu, kita tak lepas dari bayangan akan wisata alam pegunungan berhawa dingin, sekaligus juga wisata keluarga penuh dengan wahana buatan yang rekreatif. Beberapa tahun terakhir, wahana rekreatif ini jauh lebih populer dibanding wisata alam yang merupakan ke-khas-an kota pegunungan seperti Batu. Siapa yang tidak kenal dengan Jatim Park 1 dan Jatim Park 2, Batu Night Spectacular, dan juga Museum Angkut serta Eco Green Park. Kesemuanya merupakan destinasi wisata yang selalu ramai disetiap hari libur.
Waktu lalu, kami sempat mampir di Eco green park, salah satu destinasi yang baru saja diresmikan sekitar tahun 2012 kemarin. Sesuai dengan namanya, Eco Green Park merupakan Wahana mengenal entang Ekosistem sekaligus belajar memupuk kesadaran terhadap Lingkungan Hijau. Dengan tema Fun and Study, menjelajah Eco green Park kami serasa belajar tentang Pendidikan Lingkungan, Budaya, serta kreatifitas seni yang menarik.
Dari pintu gerbang utama, kami langsung disambut sekumpulan miniatur candi-candi yang menjadi latar sebuah kolam ikan berisi unggas warna-warni. Menyusul kemudian aneka ragam sculpture terbuat dari daur ulang barang bekas pakai yang disusun menjadi sebuah karya seni instalasi nan menarik. Konsep “green” dan ramah lingkungan juga terlihat dari detail tempat sampah yang memisahkan antara sampah organic dan sampah non organic.
Usai berkenalan dengan aneka barang bekas pakai, kami disambut dengan insektarium raksasa yang memajang beragam jenis serangga hidup maupun diawetkan. Beberapa serangga langka dan kupu-kupu beraneka warna bisa ditemui ditempat ini. Bahkan beberapa kalajengking bisa bebas dipegang dan diajak berinteraksi dengan tangan kami.
Tak kalah menarik dengan insektarium, zona unggas juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Di beberapa titik, pengunjung juga bebas berfoto bersama burung berwarna warni, maupun coba member makan beberapa jenis burung unta dan kasuari.
Memasuki area yang lebih menarik, adalah Jungle Adventure. Konsepnya sederhana, pengunjung diajak bersafari memasuki hutan buatan dengan mengendarai mobil berbentuk klasik. Namanya juga hutan buatan, pasti saja banyak ditemui satwa liar dan ganas yang tentunya juga berupa patung buatan. Kami bisa menggunakan senjata laser yang terpasang disetiap tempat duduk mobil untuk mencoba “menembak” beberapa patung pemburu liar yang berada disana.
Memasuki zona berikutnya, kami lebih banyak menemui wahana edukasi disini. Mulai dari wahana aliran air yang diatur hingga mengeluarkan bunyi-bunyian layaknya composer musik, hingga edukasi tentang bercocok tanam secara Hidroponik. Tak ketinggalan juga area peternakan yang membuat pengunjung bisa mencoba belajar profesi seorang peternak dengan berinteraksi member makan binatang-binatang ternak.
Selain area edukasi, juga terdapat beberapa wahana yang menguji nyali dan ketrampilan. Simak saja Rumah terbalik, yang membuat kami kehilangan orientasi dan merasa “aneh” saat memasukinya, atau permainan berjalan diatas balok-balok air ala Takeshi Castle yang bisa membuat pengunjung basah kuyup, cukup menyenangkan dan melelahkan.
Menjelang pintu keluar, cafeteria dengan konsep green garden setidaknya menjadi tempat melepas penat sekaligus mencicip aneka makanan dan minuman segar. Dan disebelah cafeteria, kami bisa menemui Cinema Multidimensi, wahana pemutaran film animasi dengan tema cerita khas pewayangan cukup sayang untuk dilewatkan.
Jangan lupa pula untuk memasuki Science Center, beragam pengetahuan tentang apa saja yang ada didalam perut bumi diceritakan disini. juga ada simulasi rumah gempa yang mampu membuat kami merasakan seperti apa jika gempa berskala kecil melanda.
Sehari menyusuri Eco Green Park memang cukup melelahkan, walau tersedia kendaraan Electric Bike yang bisa disewa diawal pintu masuk, menyusuri semua wahana dengan berjalan kaki sembari menikmati udara sejuk khas pegunungan, adalah pilihan yang terbaik bagi para kru Jejalan. Hehehe.