Pramugari cantik itu mengulum senyum manis membangunkan saya, dengan logat Thai yang kental dia meminta memasang seatbelt karena pesawat akan segera landing. Sembari setengah memaksa membuka mata untuk menikmati wajah manisnya, saya sempatkan membalas dengan senyuman pengiring ucapan terima kasih.
Segera saya mengencangkan seatbelt membenarkan posisi duduk, sekaligus melongok keluar jendela kabin pesawat. Pemandangan eksotis terhampar, pulau-pulau coral kecil bertebaran dibawah sana. Laksana sekumpulan sculpture alam yang bermunculan dari dasar samudra. Warna putih kecoklatan batu coral, dipadu hijaunya vegetasi pada puncak pulau. Memberikan tampilan yang dinamis dengan warna laut biru pekat bergradasi ke hijau tosca.
Beberapa penumpang pesawat juga melakukan hal serupa, melihat dari jendela memastikan jika pesawat akan segera mendarat. Nyaris bersamaan mereka semua mengeluarkan suara-suara berdecak kagum, para penumpang yang didominasi oleh turis bule itu berseru ramai memuji keelokan pulau-pulau kecil disekitar Phuket.
Hanya saya seorang yang menahan seruan kagum dengan berdiam diri sembari terus menatap kaca jendela. Bukannya saya tidak ekspresif, tapi lebih karena logat bahasa Inggris saya yang buruk, jauh lebih buruk dari bule-bule pemain figuran dalam sinetron-sinetron tivi swasta di tanah air. Jadi saya merasa lebih aman untuk tidak mengekspresikan kekaguman dengan membuka mulut, hehehe.
Sebagai gantinya, khayalan saya melambung tinggi. Membayangkan betapa asyiknya bermain-main dipermukaan air laut bergradasi biru ke hijau itu. Berenang diantara pulau-pulau coral yang pastilah dipenuhi ikan warna-warni. Lantas merebahkan diri diatas hamparan pasir putih pantai melepas lelah dengan kesegaran air dari sebutir buah kelapa. Aahh… belum juga apa-apa, saya sudah merasa bak Leonardo di Caprio dalam film The Beach.
![Phi phi island](https://jejalan.com/wp-content/uploads/2012/12/IMG_1609.jpg)
![Landing](https://jejalan.com/wp-content/uploads/2012/12/GOPR0168.jpg)
Untunglah rekan disebelah saya, Jeri. Segera menepuk pundak mengingatkan untuk tak lupa mendokumentasikan view Phuket dari udara. Sehingga saya batal melanjutnya imajinasi gila untuk meloncat langsung dari jendela pesawat. Memang pemandangan yang luarbiasa hampir selalu menguras imajinasi, pikir saya tatkala menyaksikan tampilan rekaman dari viewvinder kamera.