Kali ini saya mencoba melist-kan twit dari bung @ngelantour, yang kalau meminjam istilah gaul saat ini adalah galau, ya dia galau dengan kondisi aktivitas konservasi yang lebih banyak selebrasinya daripada hakikat konservasinya sendiri. Kali ini dia galau tentang konservasi anak penyu atau tukik.
Yang cukup menyedihkan adalah terkadang pelepasan ini dilakukan pada siang hari karena akan dikunjungi seorang pejabat. Hanya demi menyambut pejabat, waktu pelepasannya-pun digeser waktunya dari yang seharusnya malam hari menjadi siang hari. Menyedihkan memang, kenapa tidak pejabatnya saja yang datang dimalam hari?.
Untuk jelasnya kenapa harus malam silahkan simak runtutan twit berikut ini:
Kisah #tukik si anak penyu yg tak pernah mengenal ayah ibunya
Brur n Zus, sejak dulu, anak penyu alias #tukik ditakdirkan menetas pd MALAM hari, merayap susah payah keluar dr lubang sarangnya
#tukik berlari2 kecil berlomba menuju ke arah laut yg pd malam hari menjadi lebih terang drpd daratan. Ia bs nyasar jk ada cahaya di darat
Para #tukik akan berenang2 disekitar perairan hingga beberapa hari utk mengenali pantai, pasir n air tmptnya dilahirkan sblm merantau
Para #tukik yg tak pernah mengenal ayah ibunya itu, jika berhasil mjalani seleksi alam, #tukik betina akan bertelur di pantai kelahirannya
So Brur n Zus, janganlah bangga melepas #tukik pd siang hari krn itu menyalahi kodratNya
Para #tukik yg sekian lama ditampung dlm kolam buatan manusia, lalu tiba2 dilepas ke laut bebas pd siang hari akan kaget, stress, bingung
Melepas #tukik siang hari, utk sebuah selebrasi, publikasi atau keriaan wisata, bukan hakiki konservasi penyu, sang perantau samudera
by Suer (@Ngelantour)
Silahkan download PDF Panduan Konservasi Penyu dari WWF berikut: