Tidak seperti biasanya, tadi malam ada nuansa berbeda kala saya mengikuti sholat tarawih di Surau belakang rumah. Walau masih terlihat sederhana, namun surau kecil di kampung kami tampak lebih bersolek dari biasanya. Beberapa bendera Merah Putih dipasang pada tiang bambu sederhana, dan umbul-umbul kertas Merah Putih juga terlihat bergantungan di teras surau.
Seolah baru tersadar, malam ini adalah malam Tujuh Belasan. Tepat pada malam 17 Ramadhan yang juga merupakan malam Nuzulul Qur’an. Proklamasi yang merupakan tonggak bersejarah sebagai penanda kemerdekaan bangsa dari penjajahan, dimana momen tersebut ditahun 1945 juga terjadi dikala bulan suci Ramadhan. Serta peringatan Nuzulul Qur’an yang menandai umat muslim memulai tatanan hidup baru dengan membebaskan diri dari pola hidup jaman jahiliyah. Entahlah sepertinya berkah Ramadhan kali ini terasa berlipat saja.
Dan sudah seperti biasanya, warga kampung saya senantiasa memperingati dengan Tasyakuran bersama. Menyempatkan diri mendengar cerita dan rekam jejak dari beberapa narasumber berusia lanjut yang dulu pernah merasakan jaman perjuangan. Benar-benar momen yang istimewa. Kemudian acara diakhiri dengan menyantap tumpeng sederhana diatas hamparan karpet. Serta ditutup doa oleh para sesepuh kampung, berharap semoga Indonesia tercinta senantiasa dianugerahi kemakmuran dan kesejahteraan di usianya yang ke-66. Dirgahayu Republik Indonesia. MERDEKA….!!!