Pasar “Sebelum” Malam

Pada awalnya saya berniat untuk membuat video dokumenter tentang aksi tong edan (roda gila) di sebuah pasar malam. Berniat berangkat sebelum senja agar bisa menyaksikan persiapan mereka sebelum memulai pertunjukan ketika malam menjelang.

DCIM100GOPRO

Ah Lokasi yang becek selepas hujan siang hari tadi rupanya berimbas pada kondisi lapangan tempat pasar malam tersebut digelar. Terlebih lokasinya berdekatan dengan persawahan. Tanah lapangan terasa begitu lunak jika kita melangkah. Mungkin komposisi tanahnya sedikit banyak masih berupa campuran lumpur padat, dan kali ini dicampur dengan air hujan. Jadi wajar jika kaki bisa sedikit terjerembab apabila kita salah melangkah.

ferris wheel, pasar malam, jinontro, bianglala
Senja dan Bianglala yang romantis

Petugas maupun pemain tong edan belum terlihat disekitar lokasi tempat beraksi. Sambil menunggu, saya mengamati wahana hiburan rakyat yang lain. Mungkin karena masih sore belum terlalu banyak warga yang berkunjung. Saya berhenti sejenak mengamati sepasang pemuda menaiki wahana Bianglala (ferris wheel) atau orang setempat menyebutnya jinontro. Kondisi sepi dan tidak ada satupun penumpang lain yang naik kecuali mereka, ditambah dengan kondisi langit senja yang memerah cerah. Tentu suasana hari itu akan terasa romantis bagi mereka. Sensasinya tidak kalah dengan menaiki ferris wheel yang ekslusif di pinggiran sungai Thames – London. Hehe.

Sayapun mencoba mengambil satu dua gambar mereka. Sejenak kemudian saya menyadari, warna langit sore itu benar-benar terlihat segar dimata, apalagi dipadu dengan komposisi awan tipis sisa hujan lebat siang tadi.

Bergegas saya menuju areal persawaan yang tidak jauh dari sana. Mencari lokasi yang cocok untuk menikmati senja hasil lukisan alam. Ternyata saya berjalan cukup jauh untuk sampai di tempat yang benar-benar terbuka tanpa terhalang satu dua rumah penduduk sekitar persawahan. Disana saya dapat memandangi gunung Penanggungan dan juga gunung Arjuna-Welirang dengan lebih leluasa. Benar saja semakin mentari tenggelam, warna langitnya semakin semarak, menjadikan suasana begitu memanjakan mata. Senja di pematang sawah waktu itu saya nikmati hingga suara adzan maghrib dari sebuah surau sayup-sayup terdengar merdu. Sungguh nikmat yang tak terkira dari Yang Maha Esa.

senja, gunung penanggungan
Gunung Penanggungan Berbalut Warna Senja

Menanti Buka di Kebun Bunga

 

Mesin motor butut kami meraung menerobos jalan setapak di areal perkebunan sore ini, sesekali melakukan manuver luar biasa mengikuti kontur pematang kebun yang naik turun tanpa bisa diduga. Diiringi oleh berisik petasan mainan bocah-bocah yang semakin marak di penghujung Ramadhan ini, kami terus melaju di areal perkebunan kering yang dipenuhi beragam jenis tanaman itu.

Seperti tekad semula, di akhir-akhir Ramadhan tahun ini tim jejalan berniat ngabuburit menghabiskan sore ditempat-tempat yang berbeda dari biasanya. Khusus kali ini, kami menyambangi areal perkebunan Bunga Sedap Malam di perbatasan Kecamatan Bangil dan Kecamatan Rembang, Pasuruan. Bukan tanpa sebab kami memilih “berkebun” sebagai aktivitas pilihan jejalan. Karena menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga Bangil dan Pasuruan pada khususnya tentu tidak asing dengan Bunga Sedap Malam, salah satu jenis Bunga untuk pelengkap Ziarah Kubur. Selain itu Bunga ini baru bermekaran jika hari menjelang malam, cocok untuk dinikmati semerbak wanginya langsung dari kebunnya.

Sesampainya ditengah areal perkebunan, kami memarkir motor ditengah pematang kebun. Hamparan batang-batang bunga Sedap Malam memenuhi pandangan di sekeliling kami. Semebak bau harumnya yang khas mempesona indera penciuman kami. Tak sabar lagi, kami segera turun menyerbu mendekati batang demi batang tanaman untuk sekedar mengambil gambar mendokumentasikan bunga dengan nama latin Polianthes Tuberosa ini.

Selain sebagai bunga pelengkap untuk ziarah kubur, Bunga yang oleh warga lokal sering disebut Bunga Sundel itu juga termasuk jenis Bunga Hias. Sangat bagus bila dipakai Bunga Rangkai untuk acara2 pernikahan, juga untuk Bunga pengharum ruangan dan Penghasil Parfum. Kelebihan lain Bunga Sedap Malam adalah daya tahan keawetannya yang lebih unggul dibanding beberapa jenis bunga lain. Meski sudah dipotong, batangan bunga yg ditaruh dalam vas berisi air, bisa bertahan lebih dari satu minggu, serta bau harumnya tetap tidak berkurang. Oleh karena itulah, keberadaan Flora maskot unggulan Jawa Timur ini menjadikan beberapa kantor pemerintah di Pasuruan, memasang hiasan Bunga Sedap Malam di ruang tamu kantornya.

Bunga Sedap Malam tumbuh berbentuk batangan, rumpun bunga berkelopak dengan warna putih kecil. Dedaunan berwarna hijau berbentuk tipis memanjang, dan tumbuh di sekitar area pangkal batangnya. Saat dipanen, biasanya dipotong langsung dari pangkal batangnya, atau juga sekedar memetik satu demi satu masing-masing bunga. Karena kebetulan menjelang Hari Raya Idul Fitri banyak dibutuhkan bunga ziarah kubur, saya melihat beberapa ibu tampak cekatan memanen kelopak bunga. Pemandangan yang istimewa, jari jemari ibu tua itu seolah menari-nari bak pendekar kungfu wanita, mencabut dengan mudah bunga yang berada disekelilingnya. Padahal saya mencoba mengambil beberapa saja, tidak semudah ibu itu. Dan dia tersenyum menjauh ketika kamera kami arahkan kepadanya.

Seketika ibu pemanen bunga tadi pergi, sang surya mulai tenggelam di ufuk barat. Kami semakin fokus mengambil dokumentasi si Kelopak Putih, perpaduan warna bunga dan semburat gradasi warna jingga dilangit sepertinya adalah kombinasi warna yang luar biasa. Membuat kami semakin kagum pada varian bunga yang konon berasal dari Meksiko ini. Hingga adzan maghrib berkumandang, dan bocah-bocah pemain petasan berlarian pulang kerumah. Kamipun mengucap syukur, selain karena waktu berbuka puasa telah tiba, sore ini kami bisa menikmati menghabiskan waktu untuk berkenalan dengan salah satu Flora ciptaan Tuhan yang sangat istimewa ini.

[photoset] Senja diantara Surabaya Madura

Akhir-akhir ini, langit senja di kota Surabaya dan sekitarnya memang tak terduga. Adakalanya langit tertutup awan mendung, kadangkala justru sangat cerah dengan pemandangan yang sangat menarik untuk dinikmati. Seperti sore ini, selepas menyelesaikan project di Madura, kami bergegas kembali ke Surabaya. Menjelang senja kami tepat berada diatas jembatan Suramadu. Dengan pandangan yang bebas tanpa batas kearah cakrawala, yaa… kami mendapati suasana langit senja yang sangat istimewa

Jejalan Suasana Senja Di Suramadu

[one-half-first]Jejalan Kincir Saat Senja[/one-half-first]
[one-half]Jejalan Suramadu Senja Diantara Surabaya Madura 3[/one-half]
Jejalan Suramadu Senja Diantara Surabaya Madura 1

[one-half-first]Jejalan Suramadu Senja Diantara Surabaya Madura 4[/one-half-first]
[one-half]Jejalan Suramadu Senja Diantara Surabaya Madura 5[/one-half]