Menanti Buka di Kebun Bunga

 

Mesin motor butut kami meraung menerobos jalan setapak di areal perkebunan sore ini, sesekali melakukan manuver luar biasa mengikuti kontur pematang kebun yang naik turun tanpa bisa diduga. Diiringi oleh berisik petasan mainan bocah-bocah yang semakin marak di penghujung Ramadhan ini, kami terus melaju di areal perkebunan kering yang dipenuhi beragam jenis tanaman itu.

Seperti tekad semula, di akhir-akhir Ramadhan tahun ini tim jejalan berniat ngabuburit menghabiskan sore ditempat-tempat yang berbeda dari biasanya. Khusus kali ini, kami menyambangi areal perkebunan Bunga Sedap Malam di perbatasan Kecamatan Bangil dan Kecamatan Rembang, Pasuruan. Bukan tanpa sebab kami memilih “berkebun” sebagai aktivitas pilihan jejalan. Karena menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga Bangil dan Pasuruan pada khususnya tentu tidak asing dengan Bunga Sedap Malam, salah satu jenis Bunga untuk pelengkap Ziarah Kubur. Selain itu Bunga ini baru bermekaran jika hari menjelang malam, cocok untuk dinikmati semerbak wanginya langsung dari kebunnya.

Sesampainya ditengah areal perkebunan, kami memarkir motor ditengah pematang kebun. Hamparan batang-batang bunga Sedap Malam memenuhi pandangan di sekeliling kami. Semebak bau harumnya yang khas mempesona indera penciuman kami. Tak sabar lagi, kami segera turun menyerbu mendekati batang demi batang tanaman untuk sekedar mengambil gambar mendokumentasikan bunga dengan nama latin Polianthes Tuberosa ini.

Selain sebagai bunga pelengkap untuk ziarah kubur, Bunga yang oleh warga lokal sering disebut Bunga Sundel itu juga termasuk jenis Bunga Hias. Sangat bagus bila dipakai Bunga Rangkai untuk acara2 pernikahan, juga untuk Bunga pengharum ruangan dan Penghasil Parfum. Kelebihan lain Bunga Sedap Malam adalah daya tahan keawetannya yang lebih unggul dibanding beberapa jenis bunga lain. Meski sudah dipotong, batangan bunga yg ditaruh dalam vas berisi air, bisa bertahan lebih dari satu minggu, serta bau harumnya tetap tidak berkurang. Oleh karena itulah, keberadaan Flora maskot unggulan Jawa Timur ini menjadikan beberapa kantor pemerintah di Pasuruan, memasang hiasan Bunga Sedap Malam di ruang tamu kantornya.

Bunga Sedap Malam tumbuh berbentuk batangan, rumpun bunga berkelopak dengan warna putih kecil. Dedaunan berwarna hijau berbentuk tipis memanjang, dan tumbuh di sekitar area pangkal batangnya. Saat dipanen, biasanya dipotong langsung dari pangkal batangnya, atau juga sekedar memetik satu demi satu masing-masing bunga. Karena kebetulan menjelang Hari Raya Idul Fitri banyak dibutuhkan bunga ziarah kubur, saya melihat beberapa ibu tampak cekatan memanen kelopak bunga. Pemandangan yang istimewa, jari jemari ibu tua itu seolah menari-nari bak pendekar kungfu wanita, mencabut dengan mudah bunga yang berada disekelilingnya. Padahal saya mencoba mengambil beberapa saja, tidak semudah ibu itu. Dan dia tersenyum menjauh ketika kamera kami arahkan kepadanya.

Seketika ibu pemanen bunga tadi pergi, sang surya mulai tenggelam di ufuk barat. Kami semakin fokus mengambil dokumentasi si Kelopak Putih, perpaduan warna bunga dan semburat gradasi warna jingga dilangit sepertinya adalah kombinasi warna yang luar biasa. Membuat kami semakin kagum pada varian bunga yang konon berasal dari Meksiko ini. Hingga adzan maghrib berkumandang, dan bocah-bocah pemain petasan berlarian pulang kerumah. Kamipun mengucap syukur, selain karena waktu berbuka puasa telah tiba, sore ini kami bisa menikmati menghabiskan waktu untuk berkenalan dengan salah satu Flora ciptaan Tuhan yang sangat istimewa ini.

Kemerdekaan Dalam Ramadhan

Tidak seperti biasanya, tadi malam ada nuansa berbeda kala saya mengikuti sholat tarawih di Surau belakang rumah. Walau masih terlihat sederhana, namun surau kecil di kampung kami tampak lebih bersolek dari biasanya. Beberapa bendera Merah Putih dipasang pada tiang bambu sederhana, dan umbul-umbul kertas Merah Putih juga terlihat bergantungan di teras surau.

Seolah baru tersadar, malam ini adalah malam Tujuh Belasan. Tepat pada malam 17 Ramadhan yang juga merupakan malam Nuzulul Qur’an. Proklamasi yang merupakan tonggak bersejarah sebagai penanda kemerdekaan bangsa dari penjajahan, dimana momen tersebut ditahun 1945 juga terjadi dikala bulan suci Ramadhan. Serta peringatan Nuzulul Qur’an yang menandai umat muslim memulai tatanan hidup baru dengan membebaskan diri dari pola hidup jaman jahiliyah. Entahlah sepertinya berkah Ramadhan kali ini terasa berlipat saja.

tumpeng kemerdekaan
tumpeng kemerdekaan

Dan sudah seperti biasanya, warga kampung saya senantiasa memperingati dengan Tasyakuran bersama. Menyempatkan diri mendengar cerita dan rekam jejak dari beberapa narasumber berusia lanjut yang dulu pernah merasakan jaman perjuangan. Benar-benar momen yang istimewa. Kemudian acara diakhiri dengan menyantap tumpeng sederhana diatas hamparan karpet. Serta ditutup doa oleh para sesepuh kampung, berharap semoga Indonesia tercinta senantiasa dianugerahi kemakmuran dan kesejahteraan di usianya yang ke-66. Dirgahayu Republik Indonesia. MERDEKA….!!!