Laut Dalam Kenangan

Laut, Selalu ada kenangan disana, baik untuk pribadi ataupun untuk berbagi

Berikut sedikit cerita menarik dibalik foto diatas. Setidaknya ada dua hal yang ingin saya sampaikan dalam cerita ini.

Pertama, foto itu saya ambil ketika berdada di Koh Khai Islands. Sebuah pulau karang kecil yang indah di wilayah laut Andaman, masuk ke dalam teritori Phuket, Thailand. Sewaktu saya ambil foto tersebut, kondisi pulaunya masih sepi dan sangat menenangkan. Kebetulan terdapat sepasang kekasih yang begitu menikmati suasananya. Bagi mereka berdua ini akan menjadi salah satu kenangan indah dalam hidupnya. Menikmati pantai dipulau dengan pemandangan menakjubkan, dan kesemuanya serasa milik berdua. Tentu bukan kenangan yang bakal mudah dilupakan hehe 🙂

Kedua, tidak lama setelah boat saya bersandar, kondisi pulau menjadi penuh. Ditambah puluhan boat lain yang juga membawa puluhan penumpang lainnya turun, dan seketika memadati pulau yang sebenarnya tidak terlau luas tersebut. Bagi beberapa orang, suasana ini menjadi sangat tidak nyaman. Air pantai yang semula bersih dan jernih dengan pemandangan ratusan ikan berwarna warni didalamnya, seketika berubah menjadi keruh karena banyaknya pengunjung yang bermain air di pantai. Dan itu terjadi hanya dalam hitungan menit semenjak foto diatas saya ambil.

Bagi kedua orang tadi, pulau yang tadinya serasa surga mungkin sekarang terasa biasa saja. Saya tidak akan membandingan surga dengan istilah neraka. Ya, walaupun suasananya menjadi tidak nyaman lagi, tetapi pulau ini masih bisa dinikmati… mungkin. Namun kenangannya tentu berbeda dengan yang pertama. 🙂

Padatnya Koh Khai Islands
Padatnya Koh Khai Islands

Mungkin Foto di atas tidak bisa menjadi gambaran besar soal uneg-uneg saya tentang laut dan kenangan dibaliknya. Tetapi laut adalah tempat khusus  di dalam perjalanan saya, banyak kenangan yang terikat di setiap  kunjungannya.

Saya sudah jatuh cinta dengan laut ketika masih berusia 8 tahun. Waktu itu ketika saya masih kecil, orang tua saya melakukan perjalanan mudik via laut, dari Surabaya menuju Manado. Dengan waktu tempuh sekitar 4 hari 3 malam, itu adalah perjalanan terpanjang saya untuk pertama kalinya. Perjalanan yang cukup lama, namun paling berkesan diantara perjalanan lainnya di masa kecil.

Semenjak perjalanan itu saya menjadi suka dengan laut, Terlebih lagi ketika di Manado, saya juga bermain di pantai nan indah, tempat almarhum Bunda saya juga bermain semasa beliau kecil. Memandangi Laut dan meresapi hembusan anginnya, selalu mampu membuka kembali kenangan-kenangan indah masa lalu. Rasanya berbeda dengan hanya sekedar mengingat hal yang sama ditempat lain.

Kali ini saya tidak bercerita detail masa lalu saya. Cerita diatas adalah sekedar gambaran betapa laut begitu berarti dalam hidup saya. Entahlah dengan orang lain.

Mungkin bagi orang yang setiap hari bertemu dengan laut, akan lain lagi kisahnya. Kenangan indah dan pahit akan sama banyaknya dengan kadar garam yang dikandung dalam airnya. Kesemuanya melebur jadi satu di dalam ingatan dan pengalaman. Beberapa mungkin ikut menguap seiring perjalanan usia manusia. Sebagaimana air laut berubah menjadi awan di angkasa, sejenak kemudian turun dalam bentuk butir hujan, dan mengalir menjadi cerita untuk anak cucu agar memulai petualangan baru menuju kembali ke laut.

Pertanyaannya: Kenangan dan cerita tentang laut seperti apa yang kelak akan kita ceritakan kepada genersi penerus?…

Adakah yang bisa menjawab?

Jawabannya memang sangat bergantung dengan pribadi kita sendiri.

Tentunya hanya cerita terbaik yang akan kita ceritakan. Terbaik untuk si pendengar agar lebih mencintai laut. Bisa jadi itu adalah sebuah pengalaman buruk buat kita, tetapi menjadi baik karena membawa manfaat buat pendengarnya. Dan cerita seperti itulah yang sampai saat ini sedang saya cari dan kumpulkan dengan terus melakukan perjalanan ke laut, entah sampai kapan.

Postingan ini adalah bagian dari Turnamen Foto Perjalanan – Ronde 1: Laut, yang diadakan oleh mbak Dina, duaransel