Jember Fashion Carnaval 2012

“Pertunjukan Kelas Dunia dari Kota TERBINA (Tertib, Bersih, Indah dan Aman)”

Adalah seorang Dynand Fariz yang sukses membawakan sebuah karnaval kelas dunia di kota tempat dirinya berasal. Ya Jember adalah sebuah kota kabupaten kecil di Jawa Timur  bagian selatan, di kota ini seorang Dynand Faris tumbuh dan berkembang, sebelum akhirnya sukses merintis karir didunia seni dan fashion. Beliau berhasil menjadikan Jember sebagai tempat untuk menyelenggarakan sebuah karnaval tahunan yang mampu menyedot perhatian wisatawan luas, baik domestik maupun internasional.

Hari minggu kemaren (8 Juli 2012), saya menyempatkan diri untuk melihat langsung gelaran karnaval fashion ke 11 ini, yang mengusung tema “EXTREMAGINATION”. Agar lebih leluasa dalam pengambilan dokumentasi acara, jauh-jauh hari saya sudah diberi tahu teman untuk mendaftarkan diri sebagai fotografer di website resmi panitia. Ya dengan mendaftarkan diri maka diwaktu pelaksanaan acara kita akan medapatkan Id card photografer. Dengan adanya Id card ini, akan memudahkan kita memasuki area utama karnaval ketika sudah berlangsung, termasuk juga kemudahan mengambil gambar di area persiapan rias dan make-up peserta sebelum acara dimulai.

Karena baru pertama kali ini saya berkunjung ke kota, tentu butuh guide lokal nan handal, untuk menjelajah kota dalam waktu kunjungan yang singkat. Pilihan saya jatuh pada sahabat lain, Arman Dhani seorang fresh graduate wartawan dari media lokal yang kerap dijuluki sebagai ‘sing nduwe Jember’ (yang punya Jember), oleh teman-temannya. Dengan ditampung di Istananya yang mewah dengan puluhan kamar (baca: kost-kostan), maka terhindarlah saya dari serangan udara dingin kota Jember dikala malam menjelang.

Tetapi sejujurnya saya bingung, sebenarnya saya itu ditampung di Istana atau di Perpustakaan sih? dari sudut kesudut ruangan isinya tumpukan buku, yang saya yakin 90% diantaranya belum pernah saya baca, hehe. Ya saya maklum, Dhani adalah seorang kawan yang gemar mengkoleksi buku. Dirumanya terenyata ada dua kamar penuh dengan buku ketika saya mencoba bertanya lebih jauh tentang buku koleksinya.

Reputasinya Dhani sebagai mantan wartawan lokal tak perlu diragukan lagi, orang ini kenalannya banyak, hampir disetiap tempat yang kami kunjungi banyak bertegur sapa dengan temannya. Belum lagi si Dhani hapal jalan-jalan dan sejarah sebuah bangunan tua di sudut-sudut kota Jember, benar-benar membantu saya untuk dapat mengenali dengan cepat seluk beluk kota tempat festival fashion ini  berlangsung.

Kembali ke acara Karnavalnya sendiri, acara yang di kukuhkan sebagai karnaval terbesar ke-4 dunia setelah Mardi Grass New Orleans, Rio De Jeneiro dan Fastnatch koln Jerman ini, baru dimulai sekitar pukul 12.30 minggu siang. Acara berlangsung cukup meriah, dengan mengusung tema EXTREMAGINATION, perserta dikelompokkan dalam beberapa grup dengan konsep kostum yang sama. Parade kostum yang extrem dan unik mengiasi delivile dengan jarak tempuh sekitar 3,5 KM tersebut. Setiap rombongan peserta dengan kostum satu konsep melintas di ikuti dengan sebuah mobil pick-up full dengan sound system memutar jenis musik yang menunjang dan  menghidupkan konsep kostum yang baru saja melintas di jalan. Memang ini adalah sebuah gelaran acara yang mampu membuat kota kecil Jember menjadi berwarna dan lebih semarak sehingga menarik minat wisatawan.

JFC

Hanya sedikit yang menurut saya kurang sreg dari acara ini tetapi masih dapat dimaklumi adalah konsep acara yang terpaku pada pakem fotografi. Baik pemahaman dari sudut peserta hingga panitia. Tetapi di sini saya cukup maklum, mengingat id undangan yang tersedia adalah fotografer, walaupun sebenarnya waktu acara kemaren, saya lebih menekankan untuk mengambil video. Yang bikin kurang sreg buat videografer adalah, peserta yang sering berpose patung sehingga kurang ekspresif untuk diambil dalam format video, hanya beberapa peserta yang terlihat cukup dinamis dengan berpose dan bergerak sesuai tema kostumnya. Mungkin akan sangat berbeda dengan official videografer,  mereka lebih leluasa melintasi dan bergerak diantara peserta sehingga bisa mendapatkan sudut-sudut pengambilan gambar yang lebih menarik dan variatif.

Diluar hal tersebut sih, acaranya tetap menarik untuk dinikmati, ya semoga tahun depan ada id khusus untuk videografer, dan tentunya dengan kewenangan yang lebih fleksible. Ya tentunya dengan verifikasi khusus agar hanya benar-benar orang yang berkepentingan dengan dokumentasi video yang bisa mendapatkannya.