Ruins of Plaosan

Sebuah video dokumentasi pendek Jejalan kami di Candi Plaosan, sebuah kompleks candi yang menurut saya cukup menawan. Kondisi candi ini boleh dibilang “relatif” lebih alami dibandingkan dengan kondisi candi Prambanan.

Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Candi Prambanan sebenarnya menjadi alternatif yang sangat menarik untuk dikunjungi. Jika badan Anda cukup bugar, candi ini bisa dijangkau hanya dengan berjalan kaki, lokasinya cukup dekat, hanya beberapa kilometer dari candi Prambanan. Ya, seperti yang saya lakukan bersama dua orang teman pagi itu. Dengan udara yang masih sejuk dan sinar mentari yang belum terlalu menyengat, kami berjalan kaki sambil menikmati areal persawahan yang menghijau di kanan-kiri jalan menuju Plaosan, cukup menyenangkan menurut saya.

Saya tidak akan bercerita panjang, sebenarnya Plaosan sendiri sudah pernah ditulis oleh teman saya, yang dikunjungi-nya kira-kira setahun yang lalu. Silahkan Anda baca saja sendiri di sini. Jadi boleh dibilang video ini menyertai kunjungan kami setelah kesekian kalinya.

Selamat menikmati.

plaosan-ruin-7

Candi Plaosan

Pagi buta itu, saya melangkahkan kaki menyusuri jalan beraspal yang membelah persawahan hijau menuju ke candi Plaosan. Walau masih belum jam buka untuk pengunjung, saya memaksakan diri untuk diizinkan memasuki kompleks candi. Dengan sedikit basa-basi memperkenalkan diri sebagai kru Website Jejalan.com (yes sekalian promosi maksudnya). Tetapi nada memelas sayalah yang pada akhirnya meluluhkan bapak petugas untuk mempersilahkan masuk kedalam kompleks candi Plaosan. Hehe…

plaosan-ruin-8

“Candi Plaosan Dibangun pada abad 9 Masehi oleh Rakai Pikatan, Candi Plaosan Lor  terdiri atas dua candi utama, 58 candi Perwara, dan seratus lebih stupa. Kondisi candi utama dan belasan candi perwara masih utuh, namun yang lain sudah berupa reruntuhan”

Jarum jam belum menunjuk angka 7 pagi, kompleks candi masih sepi dari pengunjung. Hanya ada saya seorang diri di dalam area candi seluas sekitar 6 ha itu. Suara kicauan burung yang sangat ramai menyambut terbitnya mentari benar-benar kombinasi suasana yang sangat luarbiasa. “Mungkin harusnya mister Richard Gere memilih Plaosan sebagai tempat wisata religinya”, gurau saya dalam hati.

Dengan berbekal dua kamera dan sebuah tripod, saya mulai membidik spot-spot menarik disekitar candi. Kebetulan cuaca pagi sangat cerah sehingga memudahkan saya untuk mengabadikan scenes demi scenes kondisi candi Plaosan dengan lebih mudah.

[one-half-first]plaosan-ruin-6[/one-half-first]
[one-half]plaosan-ruin-5[/one-half]

plaosan-ruin-4

Hampir dua jam saya meng-eksplorasi candi Plaosan, sudah waktunya kompleks dibuka untuk umum. Beberapa pengunjung mulai datang dan berpose disekitar candi utama, nampaknya mereka para turis domestik yang sedang menikmati olahraga di minggu pagi. Terlihat empat buah sepeda fixie diparkir didekat pos jaga, menarik juga aktivitas mereka, berolahraga dan diakhiri dengan wisata menyambangi situs purbakala.

Dalam benak saya “Menarik! Mungkin suatu saat bisa mencoba aktivitas seperti mereka”

Akhirnya, tripod saya panggul, dua kamera saya masukkan dalam ransel. Sembari berpamitan pada bapak petugas yang berbaik hati mengizinkan saya masuk kompleks di pagi buta, saya bersiap melanjutkan jejalan ke arah Candi Prambanan.

plaosan-ruin-2

[one-half-first]plaosan-ruin-3[/one-half-first]
[one-half]plaosan-ruin-10[/one-half]

plaosan-ruin-11