Patong, Kota Pantai yang penuh “Pesona” Phuket, Part 3

Air hangat yang mengalir dari shower kamar mandi hotel, cukup memanjakan tubuh saya yang serasa letih akibat penerbangan beruntun menuju Phuket. Rasa lelah seketika lenyap setelah mandi dan sejenak beristirahat sore, berganti menjadi semangat tatkala melihat mentari sore dari jendela hotel di lantai empat. Kilauan sinar emasnya terpancar begitu indah di langit yang cerah. Apalagi pantai Patong posisinya menghadap ke arah Barat, sepertinya kami harus segera bergegas untuk mendapatkan tempat yang bagus guna mendokumentasikan Pesona Senja di pantai Patong. Dan bisa ditebak, hari pertama berada di Phuket ini kami dipaksa untuk berlari berkejaran dengan matahari yang akan tenggelam.

Pantai Patong senantiasa ramai dikala senja, maklum tempat ini mirip sekali dengan pantai Kuta Bali. Sama-sama berpasir putih, sama-sama menghadap ke Barat, pula menjanjikan view sunset yang romantis. Dikepung dua semenanjung indah di sisi Utara dan Selatannya, dengan gemerlap lampu vila di kejauhan seakan kompak menyambut malam. Hanya saja ombak disini tidak seganas di pantai Kuta, mengingat pantai Patong sejatinya merupakan teluk yang cukup lebar.

phuket-8

Kami termasuk beruntung mendapatkan pemandangan senja dengan cuaca cerah di pantai ini, dimana tenggelamnya mentari menampakkan sisi eksotisnya, dan keberadaan beberapa pasangan yang bercengkrama menghabiskan senja, menambah sisi romantisnya. Ditambah para pengunjung yang meramaikan senja dengan menyalakan kembang api, turut memperkuat sisi fantastisnya. Pantai patong memang penuh dengan pesona.

phuket-9

Tidak hanya itu saja, menjelang malam kami terus melangkahkan kaki menyusuri jalan raya nan ramai disepanjang tepian pantai, lantas memasuki area Bangla Road. Salah satu kawasan kota Patong yang paling mem” Pesona” disetiap malam harinya. Suasana yang beda segera menyapa, jalan raya yang satu ini tertutup untuk kendaraan bermotor, hanya ribuan pejalan kaki saja berlalu lalang dengan wajah ceria, dan sedikit bergoyang ataupun manggut-manggut mengikuti suara dentuman alunan musik di kejauhan.

Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, petualangan jejalan kali ini memang sedikit berbeda. Malam itu kami menjadi saksi eksistensi keberadaan “Thailand Third Gender”. Hebohnya suasana kehidupan malam ala Bangla Road yang tersohor itu memang bukan isapan jempol belaka. Sepanjang area Bangla Road dipenuhi oleh Night Club yang penuh dengan gemerlap lampu berkilauan. Hingar bingar musik dengan irama menghentak, membuat kami merasa menjadi bagian dari ribuan pengunjung yang memadati Bangla Road.

phuket-7

Hampir semua Night Club bersaing menampilkan acara yang atraktif, mulai dari mendesain lighting serba gemerlap, menyetel musik dengan volume super besar, bahkan menampilkan penari seksi diatas meja tamu area depan hanya dengan pembatas kaca transparan. Atau juga memasang televisi layar datar ukuran jumbo yang menyiarkan secara live Sepakbola Liga Eropa. Para tamu yang duduk di masing-masing meja, kiranya cukup menikmati suasana malam yang penuh gempita itu.

Di beberapa titik jalan Bangla Road, kami juga menemui beberapa LadyBoy (sebutan untuk Waria disana) yang beraksi dengan kostum-kostum unik. Menggunakan pakaian seperti pada karnaval di Brazil yang masih berbau seksi, atau kostum penuh kreasi dan aneka warna ala JFC Jember. Mereka berdandan cantik dan all-out menghibur para turis yang berlalu lalang di Bangla Road. Meski dari face-nya terlihat jelas mereka adalah LadyBoy, tapi kamuflase make up yang lembut membuat mereka terlihat lebih Cantik dan Anggun. Bahkan dua teman cewek yang kebetulan travelling bareng bersama kami waktu itu, Dita dan Tika sampai sempat minder. “waduh, kayaknya kami kalah cantik dengan mereka deh mas…!!”, celetuk Dita sembari membetulkan sanggul rambutnya.

phuket-10

Sesekali kamipun mencoba foto bersama para LadyBoy itu, tentunya dengan menyertakan beberapa lembar Thai Baht sebagai ucapan terima kasih. Belum puas berfoto bersama, kami lantas mendokumentasikan aktivitas para pria “cantik” ini. Mereka dengan sabar dan penuh senyum, melayani para turis yang berpose foto bersama mereka. Wow, dalam hitungan kami, 5 menit saja mereka sudah mengantongi banyak lembaran THB hasil berfoto bersama, hebat…!!

phuket-6

phuket-5

phuket-4

phuket-2

Sengaja Dibuat Nyasar ke Biro Perjalanan – Phuket, Part 2

Banyak pilihan kendaraan yang anda temui di pintu keluar Phuket Airport. Rata-rata didominasi oleh kendaraan minibus dengan tujuan Phuket Town dan Patong. Cukup mengeluarkan uang senilai 150THB, anda akan menikmati perjalanan ala mobil Travel ber-AC selama satu jam menuju penginapan yang sudah anda pesan sebelumnya.

Penjemput di Bandara

Eits, jangan kaget jika ditengah perjalanan sebelum persimpangan yang memisahkan kota tujuan Phuket dan Patong, minibus akan berhenti sejenak di kantor biro-biro travel yang akan menawarkan paket perjalanan wisata kepada semua penumpang. Ya anda harap maklum jika kru Minibus tadi bekerjasama dengan biro Travel, mengajak mampir para penumpang untuk ditawari paket-paket tour. Kadang cara menawarkan mereka agak terasa pantang menyerah, bahkan bila anda menolakpun, mereka masih sempat-sempatnya juga mendata alamat hotel dan berapa lama anda stay disana.

Saya sendiripun juga sedikit risih tatkala diberondong beragam pertanyaan dan seribu rayuan tentang paket tour yang menarik. Jika bukan karena mbak petugasnya yang secantik Pan Pan Udomsilp aktris belia Thailand itu, mungkin saya sudah mengalihkan pandangan kearah brosur yang bertebaran dengan foto-foto alam yang menggoda mata. Ujungnya saya menolak segala segala tawaran paket tour itu. Karena tarifnya diluar standar yang saya dapatkan dari info di dunia maya. Dan minibus kamipun beranjak meninggalkan parkiran Biro Travel diiringi senyum manis sedikit kecewa mbak “Pan Pan Udomsilp” tadi.

Tepat menjelang senja, kota Patong segera menyapa. Gegap gempita aktivitas Minggu sore dengan jalanan yang dipenuhi lalu lalang manusia, membuat kami serasa memasuki suasana pesta. Warna-warni dan ragam bangunan dikiri kanan jalan, resto, pub, market, gallery, distro, dan kaki lima, memenuhi keriuhan pusat kota Patong. Apalagi tatkala mendekati Jungceylon Market, salah satu pusat perbelanjaan modern di kota Patong.

Tanpa terasa kami akhirnya sampai di penginapan Boonyathoon Mansion, sebuah penginapan ala apartemen yang letaknya dipuncak bukit agak jauh dari pantai dan Pusat kota. Meski sedikit menyesal karena memilih hotel dengan tarif diatas perkiraan Budget, namun cukup puas dengan segala kelengkapan serba wah yang ditawarkan kamar seharga 800THB per malam ini. Kamipun segera merebahkan tubuh yang lelah, beristirahat sejenak sembari memenuhi kepala dengan beragam planning jejalan yang akan kami mulai petang nanti.

Jejalan Phuket 2012

Sekelumit Cerita, dari Semenanjung Indochina

Mendengar kata Phuket, tentulah sangat tidak asing bagi telinga banyak orang. Sebagian dari mereka malah menganggap, jika Indonesia memiliki Bali, maka Thailand mempunyai Phuket. Sebuah pulau kecil di Semenanjung Indochina yang menjadi destinasi favorit dunia. Bahkan beberapa produser film Hollywood menjadikan beberapa pantai indah di area Laut Andaman ini sebagai setting filmnya. Tak ketinggalan pula, kru Jejalan.com turut menjadikan Phuket sebagai destinasi pembuka perjalanan di awal tahun 2012.

Continue reading “Jejalan Phuket 2012”

Chinese New Year at Patong – Phuket

 

Jejalan ke Phuket Thailand kali ini bertepatan dengan Imlek atau Chinese New Year. Kumpulan foto berikut ini diambil pada hari kedua kami bermalam di Patong City. Secara tidak sengaja ketika trekking malam, kami menjumpai rombongan warga yang merayakan imlek di salah satu sudut kota Patong, mereka berpawai keluar masuk toko dan restoran untuk menjemput angpau. Cukup menarik juga, mengingat Patong city ini dihuni oleh multi etnis, sangat beragam budaya yang berkembang disini. Kita bisa melihat budaya Thai, China, India dan bahkan Timur tengah dengan sangat kentara disana.

Awalnya kami skeptis untuk dapat melihat perayaan tahun baru cina disana, mengingat refrensi yang saya baca-baca via google searching merujuk pada sebuah kesimpulan bahwa di Thailand ketika tahun baru cina justru lebih sepi, karena rata-rata orangnya pada mudik ke kampung halaman, sebagaimana ketika kita ber-lebaran disini. Tetapi malam kedua itu kami sungguh beruntung karena menjumpai dua tiga atraksi budaya khas cina di jalanan Patong. Atraksi barongsai, Liang liong diiringi musik khas cina serta letusan petasan memang cukup meriah, sehingga membuat kendaraan di jalan bergerak lambat. Membludaknya antusiasme turis asing disana akhirnya memaksa polisi lalu lintas menertibkan penonton yang meluber hingga ke tengah jalan.

Tanpa berpanjang lebar lagi, berikut silahkan menikmati hasil jepretan kami waktu disana.

Chinese New Year at Patong - Phuket

Chinese New Year at Patong - Phuket

Chinese New Year at Patong - Phuket

Chinese New Year at Patong - Phuket

Chinese New Year at Patong - Phuket

Chinese New Year at Patong - Phuket

Chinese New Year at Patong - Phuket

Chinese New Year at Patong - Phuket